mail@polbangtan-bogor.ac.id
(0251) 8386312

STPP Bogor bantu Upsus SIWAB Lampung Selatan

Kegiatan pendampingan ini meliputi reproduksi, sinkronisasi berahi, dan inseminasi buatan.
Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor, mengirimkan 43 orang mahasiswanya membantu sukseskan program upaya khusus sapi indukan wajib bunting atau Upsus SIWAB di Lampung Selatan.
“Selama tiga bulan mahasiswa akan mendampingi peternak Lampung Selatan sukseskan program Upsus SIWAB,” kata Ketua Jurusan Penyuluh Peternakan STPP Bogor, Supriyanto di Bogor, Rabu.
Supriyanto mengatakan tugas pendampingan yang dilakukan mahasiswa jurusan penyuluh peternakan ke Lampung Selatan salah satu upaya STPP Bogor turut mensukseskan program Upsus SIWAB tahun 2018 ini.
Mahasiswa yang diberangkatkan adalah mahasiswa tingkat dua. Program pendampingan telah berjalan selama dua bulan, dan kini memasuki bulan terakhir di lapangan.
“Kehadiran mahasiswa membantu peternak diharapkan dapat mewujudkan swasembada daging dan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi daging nasional,” katanya.
Supriyanto menambahkan program Upsus SIWAB bertujuan mewujudkan swasembada daging, menjadi antisispasi terjadinya impor daging, inflasi, serta stabilitas harga daging sesuai program Kementerian Pertanian.
Dosen STPP Bogor sekaligus tenaga pendamping mahasiswa dalam kegiatan Upsus SIWAB, Sudrajat menambahkan, Program Upsus SIWAB ini berupa kegiatan pendampingan oleh mahasiswa yang dilakukan terhadap para peternak baik kelompok maupun mandiri.
“Kegiatan pendampingan ini meliputi reproduksi, sinkronisasi berahi, dan inseminasi buatan,” kata Sudrajat.
Salah satu mahasiswa STPP Bogor Egi Dwi Agustini yang ikut dalam program pendampingan menilai kegiatan tersebut menjadi model belajar efektif bagi mahasiswa dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama belajar di bangku kuliah.
Egi yang juga pendamping program Upsus SIWAB menuturkan bahwa kegiatan tersebut pertama kali baginya bisa berhadapan dengan peternak secara langsung.
“Banyak kegiatan yang kami lakukan salah satunya adalah IB (inseminasi buatan),” katanya.
Ia menjelaskan, IB adalah cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Inseminasi Buatan ini lanjutnya, pertama kali dicobakan dirasa sangat sulit tapi karena sudah sering dipraktekkan menjadi bisa dan tak sulit lagi.
Inseminasi Buatan ini salah satu upaya untuk mensukseskan Upsus SIWAB dan mewujudkan swasembada pangan Indonesia.
“Peternak di Lampung Selatan juga merasa terbantu dengan adanya IB yang kami lakukan. Kami berharap dengan IB ini dapat membantu mensukseskan UPSUS SIWAB,” kata Egi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bahasa >>