BOGOR – www.polbangtan-bogor.ac.id | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menegaskan bahwa sektor pertanian ke depan harus lebih maju dan mandiri secara penuh. “Pertanian ke depan harus berkonsep modern dengan perlengkapan canggih seperti penggunaan artificial intelligence,” kata Mentan.
Jumat yang lalu (31/01), Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menerima kunjungan dari Korea Agency of Education, Promotion And Information Service (EPIS) In Food, Agriculture, Forestry, And Fisheries. Turut pula mendampingi perwakilan dari Sekretariat Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan).
Direktur Polbangtan Bogor Siswoyo beserta jajarannya menyambut kedatangan mereka di Ruang Cendekia Polbangtan Bogor Kampus Cibalagung. “ Kami ucapkan selamat datang, semoga pertemuan ini menjadi awal kerja sama kita dengan teman-teman dari Korea,” tutur Siswoyo dalam sambutannya.
Wakil dari Korea Agency of EPIS yang hadir adalah Mr. Sanghun Lee and Ms. Debby. Mr. Lee mempresentasikan teknologi Korea Smart Farm atau K-Smart Farm. “Program ini mencakup penginderaan, pengontrol otomatis, remote control, pertanian presisi, dan pengontrol cuaca di rumah kaca. Sistem kontrol pada produksi hortikultura diterapkan hidroponik, kebun pintar, irigasi pintar, peringatan hama, dll, sedangkan ternak otomatis diterapkan dengan pemberian makan otomatis,” jelasnya.
Mr. Lee juga mengatakan bahwa smart farm di Korea meningkat setiap tahun. Pada 2019 – 2020 adalah sekitar 7.000 ha. Produk-produk pertanian cerdas memiliki penampilan yang lebih baik, warna yang lebih seragam, dan rasanya lebih enak. Konsep proyek pertanian cerdas: produksi untuk sertifikat GAP, dan pertanian organik di tanah.
Usai presentasi dilanjutkan diskusi. Dari diskusi yang berkembang disepakati untuk mengusulkan proposal smart green house atau rumah kaca pintar (dengan menggunakan model dan bahan / bahan Korea, serta komponen lokal sebagai pembanding), dan memasukkan rumah pengemasan untuk proses penanganan pasca panen. “Luas yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah sekitar 1 hektar. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dengan tim, tanah di Kampus Cibalagung tersedia dan cocok untuk melaksanakan proyek ini,” jelas Siswoyo.
Sementara itu pihak Korea berharap proposal tersebut segera disusun bersama tim Polbangtan Bogor dan BPPSDMP sehingga sebelum Juni nanti sudah diterima dimeja Korea Agency of EPIS.