mail@polbangtan-bogor.ac.id
(0251) 8386312

Kiprah Misni, Petani Muda Masa Kini dari Polbangtan Bogor

TASIKMALAYA – www.polbangtan-bogor.ac.id | Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi Nasional. Maka dalam kondisi mewabahnya virus Covid-19 pun Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendukung kebijakan pemerintah agar produksi pertanian tetap berjalan dan mengoptimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas hasil pangan.

Syahrul melihat semakin banyak orang yang membutuhkan pertanian. “Pertanian yang dibutuhkan, adalah pertanian yang efektif, efisien dan transparan. Hal itu bisa dilakukan melalui petani milenial yang modern,” tutur SYL

Senada dengan pernyataan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. “Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” tegasnya.

Sudah seminggu ini Tasikmalaya diberlakukan PSBB, namun kegiatan pertanian tetap berjalan. Salah satunya di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari yang sudah mulai penanaman padi. Petani milenial Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Misni Fauziah tidak ketinggalan ikut beraktivitas. Petani muda masa kini ini sedang melakukan penelitian tugas akhir, sekaligus memberikan pendampingan kepada petani. “Tenaga dan keringat petani memberikan energi pada kita semua. Kita harus banyak berterimakasih pada baktinya,” ucapnya.

Misni beralasan meskipun dalam keadaan bumi kritis ini, ketahanan pangan keluarga, daerah maupun negara harus tetap terjaga. “Biarpun petani di Desa Ciawang Kecamatan Leuwisari melakukan penanaman padi ini masih dengan cara tradisional, ditambah adanya wabah, namun petani tetap bersemangat dalam bekerja,” pungkasnya.

Anah, wanita tani Desa Ciawang ini merasa senang didampingi Misni selama bertani. “Saya takut corona, namun jika tidak bertani tidak ada padi,”tutur Anah.

“Saya merasa bangga dan terbantu, adanya Misni, meskipun perempuan dan masih remaja mau ikut turun ke sawah dan tidak malu.” tambahya.

Pewarta : Arif Prastiyanto – Polbangtan Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bahasa >>