Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor (Polbangtan Bogor) terus berinovasi dalam mencetatak lulusan yang mampu menjadi wirausaha. Sesuai dengan visi Polbangtan Bogor untuk meyiapkan Sumber Daya Manusia Pertanian yang professional, mandiri dan berdaya saing, Polbangtan Bogor bekerja sama dengan International Fund fo Agriculture Development (IFAD) melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) siap mencetak lulusan yang mampu berwirausaha khususnya di bidang pertanian.
Dr. Drh. Maya Purwanti, MS selaku Program Officer YESS Polbangtan Bogor, memberikan pengarahan kepada perwakilan kelompok mahasiswa yang akan mengikuti Program Wiausaha Muda Pertanian YESS (PWMP YESS). Melalui PWMP YESS, mahasiswa diberikan pelatihan operasional bisnis dan pendanaan usaha sehingga bisnis yang akan dijalankan akan sukses.
“Tahun ini, kami menyediakan dana bantuan bisnis sebesar kurang lebih 30 juta per kelompok”, ungkap Maya, Jum’at (25/09).
PWMP YESS diawalai dengan penjaringan minat mahasiswa, selanjutnya mahasiswa diberi pembekalan mengenai pembuatan proposal bisnis yang layak. Untuk melihat kelayakan bisnis yang akan dijalankan, Polbangtan Bogor menggandeng BRI KC Bogor untuk menilai dan mengevaluasi proposal bisnis.
Setelah dinyatakan lolos proposal dan administrasi, mahasiswa diberikan dana untuk menjalankan bisnis dan didampingi oleh dosen pembimbing dan mentor yang berpengalaman di bidangnya.
Maya juga mengungkapkan, tren usaha di bidang pertanian semakin tahun akan meningkat, tentunya dengan cara terus mendorong para pemuda untuk mau dan mampu terjun di bisnis pertnian yang menggiurkan ini.
PMWP sejatinya sudah dimulai oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2016. Alumni PWMP yang sukses sudah banyak tersebar di Indonesia. “Untuk memaksimalkan PWMP YESS kali ini, pendampingan akan dilakukan selama 3 tahun,” ujar Maya.
Program PWMP YESS menjadi salah satu program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI untuk manjaga swasembada pangan. Upaya ini juga menjadi bentuk regenerasi petani secara tidak langsung seperti yang diharapkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi.
“Saat ini telah lahir banyak petani milenial yang memiliki kreativitas sangat tinggi, adaptif, dan inovatif. Untuk tetap memastikan ketersediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia di tengah pandemi Covid-1, sektor pertanian harus tetap produktif maka kita membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) tangguh,” jelas Dedi
Ungkapan yang sama pun disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa di saat krisis, yang menyelamatkan sebuah negara adalah pertanian. “Kita harus beradaptasi dengan tuntutan di era yang kita hadapi, Covid ini menjadi tanda perubahan paradigma. Itulah tantangan kita hari ini.
“Untuk menjawab tantangan itu diperlukan banyak petani milenial yang mampu untuk bertahan di tengah perubahan-perubahan yang terjadi,” tegas Mentan Syahrul.
Pewarta : Aulia Miftakhur R