BOGOR – https://www.polbangtan-bogor.ac.id | Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor merayakan Dies Natalis yang ke-3. Dalam acara pembukaan yang dilaksanakan pada hari Jumat, (25/6) kemarin, Polbangtan Bogor melempar gagasan “Mengubah Mindset” dan mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini.
Sekolah Kedinasan yang berada dibawah Kementerian Pertanian ini berubah nama dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sejak 2018.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama”,tegas Mentan SYL.
Menurutnya pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepeneur. “Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru”, tambahnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan “Tujuan pendidikan vokasi pertanian adalah menciptakan job creator dan job seeker yang andal, maju, mandiri dan modern”, tegas Dedi.
Pandemi yang melanda tanah air selama 2 tahun terakhir telah membuat hampir segala aspek mengalami perubahan. Dunia seolah menjadi tanpa batas dan tanpa jarak karena perkembangan teknologi informasi. Lukman Effendy, selaku Ketua Senat mengungkapkan hal senada. “Dengan kondisi ini, baik dosen, mahasiswa, maupun pegawai harus mampur menyesuaikan diri, mampu beradaptasi, dan yang lebih penting mampu mengubah mindset. Yang semula kita anggap tidak mampu, harus berupaya menjadi mampu. Yang semula impossible menjadi possible”, ujarnya. Perubahan mindset bagi civitas akademika khususnya dalam menciptakan job seeker dan job creator.
Perubahan tidak bisa dihindari. Namun manusia bisa menyesuaikan dengan diri dengan perubahan itu. “Ada 5 hal yang biasa disebut sebagai pentahelix. Yaitu kolaborasi dengan pemerintah, media, komunitas, akademisi, dan bisnis”, tambah lukman.
Gagasan ini mendapat sambutan positif dari Direktur Polbangtan Bogor, Detia Tri Yunandar. “Polbangtan Bogor mampu bertahan, bertumbuh kembang, menunjukkan konsistensi dan komitmen sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia pertanian yang unggul”, ujarnya.
Perkembangan global di era industri era 4.0 yang segala sesuatunya berbasis internet dan digital menjadi tantangan tersendiri. “Tentunya seluruh unsur civitas akademika dituntut untuk dapat adaptif dan mampu mengimplementasikan pada penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Polbangtan Bogor”, pungkasnya.