SUBANG – https://polbangtan-bogor.ac.id | Pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan IFAD untuk mendukung transformasi berkelanjutan di daerah pedesaan yang mempromosikan ketahanan pangan dan gizi. Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan kesejahteraan sosial tersebut, maka dibentuk Program Pengembangan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Pemuda di Sektor Pertanian (Youth Entrepreneurship and Employment Support Services/YESS).
Program YESS secara nasional berada dalam naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian yang programnya tersebar di 4 (empat) Propinsi di Indonesia.
Tujuan YESS adalah meningkatkan pendapatan pemuda melalui pekerjaan dan kewirausahaan di sektor pertanian. Salah satu daya tarik program YESS, adalah upaya peningkatan usaha Pertanian bagi Petani Milenial.
Kapasitas literasi keuangan merupakan hal yang perlu dipahami oleh peserta YESS, terutama dalam rangka untuk membuat perencanaan usaha maupun untuk keperluan pengajuan Kerjasama permodalan. Sehingga upaya pendampingan kepada para peserta program YESS perlu dilakukan dengan baik dan terencana.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini,” jelas SYL.
Pria yang telah berpengalaman di bidang pemerintahan ini meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama,” tegas Mentan SYL.
Sementara itu, Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDM Pertanian menjelaskan dukungan-dukungan yang diberikan BPPSDMP terhadap program kegiatan BPPSDMP yang menjadi skala prioritas. “SDM yang tentunya berdaya saing tinggi, berkompetensi dan jeli melihat potensi pasar,” katanya.
Baru-baru ini, YESS PPIU Jawa Barat melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor melakukan pendampingan terkait literasi keuangan dan penyusunan proposal usaha/ perencanaan usaha yang baik dan capable kepada para fasilitator muda (fasmud) yang merupakan bagian penggerak lapangan program YESS.
Kabupaten Subang merupakan salah satu dari 4 (empat) Kabupaten di Jawa Barat yang menjadi penggerak keberhasilan Program YESS. Tentunya, dalam melaksanakan setiap program, YESS PPIU Jawa Barat dibantu oleh District Implementation Team (DIT) Kabupaten Subang sebagai pelaksana Program YESS di tingkat Kabupaten.
Nazarudin, selaku Project Manager YESS PPIU Jabar mengatakan bahwa program pelatihan ini untuk membekali para fasilitator muda dalam meningkatkan kualitas usaha di bidang pertanian. “Materi perencanaan usaha/proposal bisnis ini juga diperlukan karena dapat menginisiasi peserta program YESS dan memberikan kesempatan peserta program YESS yang telah mengikuti Pelatihan Program YESS (BMP/Star Up/Literasi Keuangan/Proposal Bisnis, red.) untuk mengajukan Proposal bantuan Hibah Kompetitif”, ujarnya.
Nazarudin menambahkan dengan dilaksanakannya Pelatihan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Muda dan Staff BDSP dalam Pendampingan Penyusunan Proposal Bantuan Hibah Kompetitif Program YESS ini diharapkan dapat dihasilkan Proposal pengajuan Hibah Kompetitif yang ideal sesuai dengan harapan program YESS. “Sehingga banyak petani milenial Kabupaten Subang yang mendapat bantuan Hibah Kompetitif dalam rangka meningkatkan usahanya di sektor Pertanian yang juga mampu menjadi influencer bagi petani milenial lain untuk juga aktif berusaha di sektor pertanian”, imbuhnya.
Para fasmud ini nantinya akan bersentuhan langsung dengan para peserta program YESS. Dengan demikian pembekalan tentang perencanaan usaha/ proposal usaha serta literasi keuangan sangat diperlukan bagi para fasmud.
Amas Sutarmas, Ketua Pelaksana Harian YESS Kabupaten Subang mengatakan program ini adalah upaya untuk mendorong para petani milenial di daerah Subang agar lebih produktif. “Para petani kami yang tersebar di 30 Kecamatan kami harapkan dapat ikut serta mengajukan Proposal Bantuan Hibah Kompetitif di Tahun 2022 ini dengan pendampingan penuh dari Fasilitator Muda Kecamatan yang bersinergi dengan staff BPP (Balai Penyuluh Pertanian) kecamatan sebagai Business Development Services Provider (BDSP) program YESS”, ungkapnya.
Agar penyusunan Proposal Hibah Kompetitif Petani Milenial sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) dan Template yang sudah ditetapkan dalam Program YESS, serta terserapnya bantuan Hibah Kompetitif bagi peningkatan usaha Pertanian Petani Milenial Kabupaten Subang, maka DIT Kabupaten Subang perlu mengadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Fasilitator Muda di 30 Kecamatan dan Staff BDSP sebagai pendamping Petani Milenial dalam penyusunan Proposal Bisnis. Sehingga Proposal yang diajukan sesuai dengan Juknis dan Template program YESS serta mampu memberikan gambaran usaha yang jelas disertai pengajuan RAB yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam Pelatihan tersebut, DIT Subang memaparkan gambaran umum Hibah Kompetitif Program YESS tahun 2022 yang mengalami beberapa perubahan dari pengajuan Proposal Hibah Kompetitif Tahun 2021. Sedangkan penjelasan mengenai cara pengisian RAB, penghitungan titik impas, mengelompokkan asset Petani Milenial dan penghitungan Profit usaha, dipaparkan oleh Lili Nurendahsari selaku Financial Advisor Kabupaten Subang.