mail@polbangtan-bogor.ac.id
(0251) 8386312

Mahasiswa Polbangtan Kementan Sigap Lakukan Pencegahan Lumpy Skin Disease pada Hewan Ternak

BOGOR – https://polbangtan-bogor.ac.id | Mahasiswa Jurusan Peternakan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor Prodi Kesehatan Hewan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak untuk mencegah penyebaran penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Bogor pada Kamis (29/6).

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
“Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimana pun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial,” katanya.

Mentan menambahkan dalam salah satu kunjungannya ke Kandang Hewan Kurban beberapa waktu lalu.
“Tahun ini, saya pastikan Kementan mempersiapkan hewan kurban dengan jauh lebih baik dalam segala aspek termasuk Kesehatan hewan, tentu Kementan bersama dengan Kabupaten dan Provinsi yang ada di Indonesia” terangnya.

Sementara itu, Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP mengatakan, “Melalui pendidikan vokasi (Polbangtan Bogor), Kementan berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya generasi milenial termasuk mahasiswa Jurusan Peternakan agar bisa bermanfaat bagi nusa dan bangsa”, ujar Dedi.

Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.

Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.

Direktur Kesehatan Masyrakat Veteriner, Syamsul Ma’arif menyampaikan, selain menjamin hewan ternak sehat dan bebas dari penyakit hewan dan zoonosis, Kementan juga fokus untuk memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan ternak agar memenuhi persyaratan syariat Islam dan kesejahteraan hewan, serta pendistribusian daging yang memenuhi persyaratan higienis dan sanitasi, serta keamanan pangan

Selain dapat disebarkan oleh lalu lintas sapi tertular dan produknya yang mengandung virus, LSD dapat juga ditularkan melalui perantara mekanik seperti gigitan serangga. Ia kembali menegaskan bahwa LSD tidak menular dan tidak berbahaya bagi manusia. Ia menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan terus mendukung berbagai upaya penanganan yang akan dilakukan oleh pemerintah.

Dikarenakan adanya peningkatan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Indonesia, Mahasiswa Polbangtan Bogor mengabdikan dirinya ke masyarakat dengan melakukan pemeriksaan hewan ternak ke seluruh kecamatan Bogor. (Kecamatan Bogor Selatan,Kecamatan Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Tengah, Tanah Sereal).
Kegiatan mahasiswa ini sebagai langkah pencegahan penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) dengan melakukan pemeriksaan postmortem dan ante mortem atau sebelum dan setelah penyembelihan.

Penularan LSD secara langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularan juga dapat terjadi secara intrauterine.

Secara tidak langsung, penularan terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik. Penularan secara mekanis terjadi melalui vektor yaitu nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).

Pembuat artikel: Irwan Julya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bahasa >>