BALI – https://polbangtan-bogor.ac.id | Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan Kementerian Tenaga Kerja mengadakan kegiatan observasi pemimpin muda yang pesertanya diikuti dari berbagai negara, diantaranya Bangladesh, Cambodia, Fiji, India, Japan, Malaysia, Monolia, Pakistan, Philippines, Republic of Cina, Srilangka, Thailand, Turkiye, Vietnam dan terakhir tuan rumah Indonesia.
Kegiatan dilaksanakan pada Selasa (11/7) yang dilaksanakan Hotel Sthala Ubud, Lodtunduh Ubud, Bali.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa “Penguatan peran pelaku usaha muda, atau generasi milenial di seluruh Indonesia, untuk mendorong percepatan ekspor dengan fasilitasi layanan, pendampingan teknis persyaratan ekspor serta membuka akses pasar,” kata Mentan Syahrul.
Senada dengan pernyataan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Prof. Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda.
“Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” jelas Dedi.
Sekretaris Eksekutif IAAEHRD Kementerian Pertanian, Siti Munifah menerangkan bahwa implementasi solusi inovatif digital membutuhkan dukungan peningkatan infrastruktur dan kapasitas petani dalam teknologi digital.
Meningkatkan kapasitas petani itu dengan adanya peran pemuda, dukungan kebijakan, dan perbaikan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan individu untuk meningkatkan keterampilan dibidang pangan, solusi inovasi digital juga dapat di arahkan untuk meningkatkan produktifitas, manajerial modal, pasar aksesibilitas dan ketahanan pangan.
Bayu Adirianto, dosen Polbangtan Bogor yang menjadi salah satu peserta yang mewakili Kementan dan Indonesia mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat.
“Dari berbagai negara dapat berkumpul bersama di Indonesia dengan narasumber petani milenial yang menerapkan teknologi dari hulu sampai hilir. Dan para peserta dari berbagai negara berdiskusi bersama terhadap factor kunci kesuksesan milenial dalam pengembangan pedesaan terutama bidang pertanian”, ujar Bayu.
Kegiatan ini menyatukan pemuda-pemudi dari berbagai negara untuk bertukar pikiran dan study pengamatan terhadap berbagai usaha-usaha pemuda di pedesaan termasuk usaha pertanian di bali.
Pada acara ini juga terdapat sesi kunjungan ke petani langsung dengan narasumber berasal dari pengusaha muda daerah Bali diantaranya :
Kadek Surya Prasetya Wiguna, petani milenial pemilik Cau Chocolates yang membagikan pengalaman uniknya di perkebunan dari perbanyakan tanaman pemeliharaan sampai pascapanen.
Aa Gede Agung Wedhatama, petani muda Bali Organik Subak (BOS) Packing House yang membagikan informasi kegiatan petani milenial BOS, Produk premium BOS dijual di pasar local maupun internasional. Selain itu, Ia pun berbagi ilmu dan pengalaman tentang pertanian terpadu, dan mendorong petani muda di Bali untuk menjadi petani yang unggul dan menggunakan smart farming.
Dewa Komang Yudi, Tembok Village yang berlokasi di Buleleng, dibawah kepemimpinannya ia mengambil Langkah Langkah luar biasa menuju transformasi dari pedesaan yang terbelakang menjadi desa yang mandiri yang memliki inisiatif bermanfaat untuk lingkungan seperti bank sampah, kesehatan gratis, jasa dan produksi pertanian, yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari program desa yang komperhensif.
I Nengah Sumerta, Gobleg Far-tc. Gobleg Far-tc merupakan desa pertanian yang berkembang pesat di Bali. Petani muda daerah Gobleg Far-tc memasukan teknologi IoT dalam kegiatan pertanian sehari-hari. Mereka menjual produk unggulan produk premium secara effisien ke pasaran, alini tidak hanya menguntungkan mayarakat sekitar juga sebagai daerah percontohan dari pembangunan perdesaan yang berkelanjutan.
Para peserta dari berbagai negara di bagi menjadi dua kelompok dan melakukan kunjungan ke usaha-usaha yang dimiliki anak muda petani milenial Bali, dan melakukan diskusi serta mempresentasikan dari sudut pandang masing-masing peserta dari ke 15 negara.
Kesimpulan dari kegiatan ini didapatkan bahwa Konsep Smart Farming System dapat mempengaruhi generasi muda untuk berbisnis di bidang pertanian karena adanya digitalisasi. Nilai tambah dan branding untuk produk adalah termasuk faktor kunci.
Mendidik generasi muda dalam pertanian berkelanjutan dan keterlibatan masyarakat dan pemerintah yang tinggi untuk mendukung petani local serta menjadikan bisnis pertanian menjadi tempat wisata untuk wisatawan asing ataupun dalam negeri.
Penulis Artikel : Irwan Julya