BOGOR – Dinas Pertanian OKU Timur mendelegasikan tim Smart Green House melakukan kunjungan pelatihan pembelajaran Smart Green House (SGH) Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor untuk mengadopsi ilmu pengetahuan tentang SGH dari semua aspek dari konstruksi bangunan dan material yang digunakan, jenis tanaman yang dibudidayakan, teknik budidaya, penerapan teknologi dalam budidaya dan pemasaran hasil pada Rabu (6/9).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan teknologi digital.
“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” tutur Mentan SYL.
Sementara itu, Dedi Nursyamsi selaku Kepala BPPSDMP mengatakan bahwa pertanian adalah sektor terpenting untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat sekaligus menjaga stabilitas nasional. Seiring perkembangan zaman, semua pihak diminta aktif mengembangkan pertanian berbasis teknologi atau smart farming.
“Tunjukan bahwa milenial dapat menjadi pionir untuk peningkatan kapasitas penyuluh dan petani. Kita harus bekerja keras, cepat, cermat dan akurat. Tinggalkan cara-cara lama dan gunakan cara-cara baru berbasis internet of things,” kata Dedi Nursyamsi.
Rombongan dari Dinas Pertanian OKU Timur berkunjung ke Smart Green House dan mempelajari sistem SGH, dari hulu hingga hilir agribisnis. Survei tersebut merupakan kerjasama untuk bertukar ilmu, dan bertukar informasi seputar pertanian presisi yang mendorong pertanian yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan. Salah satunya penerapan pertanian modern SGH yang merupakan pertanian yang mengedepankan basis teknologi artificial intelegen dikendalikan secara otomatis untuk mengendalikan kelembaban, suhu, nutrisi, dan cuaca dalam budidaya komoditas unggulan.
Bayu Adirianto, selaku Manager SGH Polbangtan Bogor mengaku senang atas kunjungan dari Dinas Pertanian OKU Timur di Polbangtan Bogor. Harapannya hasil kunjungan terkait Smart Green House dapat memberi inspirasi untuk pembangunan Smart Green House oleh Dinas Pertanian OKU Timur Sumatera Selatan dalam waktu dekat ini.
“Setelah melihat Smart Green House di Polbangtan Bogor, kami berpesan agar pembangunan SGH oleh Dinas Pertanian OKU Timur Sumatera Selatan memperhatikan aspek teknis pembangunan mulai dari konsumsi listrik, desain atap, sumber air, akses kendaraan, jenis komoditas yang di tanam dan aspek pemasaran hasil panen yang strategis,” terang Bayu.
Bayu menambahkan bahwa pada tahun ini Polbangtan Bogor akan membangun Smart Green House yang menggunakan teknologi dari Korea Selatan. “Apabila sudah selesai dibangun, kami harap Dinas Pertanian OKU Timur dapat berkunjung Kembali untuk mempelajari sistem operasi greenhouse tersebut. Kami juga berpesan untuk mempelajari sistem operasi greenhouse yang saat ini sudah berjalan dan sistem pemasarannya. Semoga hasil kunjungan yang singkat ini dapat dimanfaatkan untuk bahan kajian pembangunan greenhouse di OKU Timur”, imbuh Bayu.
Pada dasarnya semua aspek terkait teknologi SGH bisa diterapkan di OKU Timur, yang perlu diupayakan adalah alih tiru dari beberapa hal secara teknis yang belum dimiliki. Maka semua itu jadi tugas bersama baik pemerintah Kabupaten OKU Timur melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan masyarakat. Hal lain yang perlu disikapi adalah tentang pemilihan komoditas yang akan dibudidayakan. Hal ini karena akan sangat berpengaruh pada analisa usaha taninya.
“Salah satu tugas pokok dan fungsi Bidang Hortikultura adalah penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas komoditas hortikultura. Smart Green House merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk budidaya hortikultura tanpa mengenal musim. Budidaya dapat dilakukan kapan saja dengan kondisi iklim mikro yang dapat dikontrol. Tanaman yang dibudidayakan juga lebih beragam baik buah-buahan dan sayuran,” terang Andar, Kabid. Hortikultura Dinas Pertanian OKU Timur tersebut.
Hal penting yang harus dicermati adalah sumber daya manusia yang mengelola SGH harus mempunyai rasa memiliki dan bertanggung jawab karena pengelolaannya menggunakan teknologi baru dan anggaran yang diinvestasikan oleh pemerintah pusat sangat besar. Apabila tidak dikelola dengan baik, smart greenhouse ini tidak akan memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Selain itu perlu dicari pasar yang dapat menampung hasil produk hortikultura dengan harga yang bersaing karena agro input yang digunakan harganya mahal dan telah mengarah ke organik.
Penulis Artikel : Irwan JN