BOGOR – www.polbangtan-bogor.ac.id | Sebanyak 319 wisuda program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor mengikuti wisuda sarjana terapan TA 20222/2023 pada Sabtu (7/10)2023) diruang Aula kampus pertanian.
RPL atau Rekognisi Pembelajaran Lampau (Recognition of Prior Learning) merupakan suatu program belajar yang memungkinkan mahasiswa untuk “mentransfer” pengalaman menjadi satuan kredit yang diakui oleh perguruan tinggi.
RPL di Indonesia telah diakui dan regulasinya pun telah diatur oleh Kemendikbudristek melalui Permendikbudristek Nomor 41 Tahun 2021 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau. RPL diselenggarakan dengan prinsip aksesibilitas, kesetaraan pengakuan, transparan, serta penjaminan mutu.
Wakil Direktur 1 Rudi Hartono, dalam sambutannya menyampaikan program rekognisi pembelajaran lampau ini ditempuh melalui asesmen sebanyak 100 SKS dan perkuliahan sebanyak 44 SKS yang dilaksanakan selama 4 semester. dua program studi yang menyelenggarakan RPL ini adalah program studi dengan akreditasi baik sekali. adapun predikat cumlaude IPK diatas 3.50 tampa C diperoleh 3 orang wisudawan. IPK tertinggi diperoleh 3.71 dan IPK terendah diperoleh 2.97
Wisudawan yang berasal dari berbagai daerah diharapkan menjadi regenerasi petani yang unggul dengan memanfaatkan teknologi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan tujuan pendidikan vokasi pertanian adalah menciptakan job creator dan job seeker yang andal, maju, mandiri dan modern.
“Melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian handal dan unggul [job seeker] serta sebagai pengusaha pertanian milenial handal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator),” kata Dedi
Selanjutnya Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Idha Widi Arsanti mengatakan selama proses pembelajaran di Polbangtan Bogor para mahasiswa dapat mengembangkan potensinya menjadi insan yang bertakwa berahlak mulya, berilmu dan siap mengamalkan ilmu yang diperoleh saat ini. kita sangat berharap para wisudawan menjadi insan yang mandiri, inovatif, kreatif dan proesioanal terutama pada mahasisswa RPL untuk menjadi penyuliuh pertanian yang tangguh
“Selamat pada seluruh wisudawan dalam menyelesaikan pendidikan dipolbangtan bogor, saudara saat ini pengakuan sarjana terapan menyertai gelar tersebut saudara kini mengembang tugas dan tanggungjawab yang tentu saja satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya dalam memberikan sumbangan kepada masyarakat dan bangsa indonesia terutama dalam memajukan pertanian indunesia sebagai penyuluh pertanian yang mumpuni” ujar Santi.
“Program RPL ini memberikan kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan terutama pendidikan vokasi yang secara teori praktis telah diterima wisudawan, para lulusan diharapkan membangun bidang pertanian khususnya menjadi penyuluh yang tangguh dan mumpuni dalam melakukan pendapingan kepada para petani,” tambah Santi.
“Semoga dengan diwisudanya saudara semuanya dan kemudian bergabung kedalam himpunan alumni polbangtan menjadi semakin kuat dan kompak dalam memajukan pertanian indonesia,” tutupnya.
Salah satu hal yang spesial dari pelaksanaan Wisuda tahun ini yaitu Orasi Ilmiah yang dibawakan oleh Prof. Dr.Arif Satria, SP, M.Si Rektor IPB dalam orasinya disampaikan ” ada 3 propesi yang meurut saya sangat mulya yaitu dokter, guru, penyuluh, kalau kita berbicara pembangunan maka kalau dokter, guru, penyuluh tidak ada tamatlah negara itu maka berbanggalah menjadi penyuluh”
“Menjalankan fungsi untuk mendidik masyarakat karena penyuluhan adalah salah satu bentuk pendidikan karna kita mencoba terus mengubah prilaku kita, pengetahuian kita dan keterampilan kita dan yang kita hadapi hari ini tentu berbeda dengan masa-masa lalu sehingga penyuluh hari ini juga harrus berbeda dengan penyuluh 40 tahun lalu.”
“Hasil penelitian in learning menyebutkan pinter tidak cukup kuat tidak cukup tetapi respon perubahan itu justru yang paling penting untuk merespon perubahan kita harus paham sinyal-sinyal perubahan itu sendiri. bahwa skil yang kita miiliki sekali lagi ini tidak hanya bukan untuk wisudawan tetapi juga ancaman buat para dosen, kalau kita dalam 5 tahun tidak melakukan upgrade dan pembelajaran cepat maka kita akan ketinggalan jaman”.
Penulis Artikel : Mulyana