BOGOR – https://polbangtan-bogor.ac.id | Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas (Capacity Building) untuk pemanfaatan teknologi Smart Farming bagi pelaksana program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS) di lapangan.
Bimtek yang diselenggarakan pada Rabu (18/10/2023) ini diikuti oleh petani dan penyuluh sebanyak 60 orang di hotel Whiz Prime Bogor. Kegiatan ini bermaksud untuk membekali peserta menjadi instruktur dan pendamping Implementasi Smart Farming pada program YESS di Jawa Barat.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi mengatakan untuk mempercepat pelaksanaan TOT dan pelatihan bagi penyuluh dan petani, karena penyuluh dan petani harus punya kemampuan dan skill yang sama, selain skill mereka juga harus mumpuni dan punya komitmen tinggi untuk kemajuan pertanian Indonesia.
Sebelumnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi, mengingatkan pentingnya pertanian sebagai sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia.
“Pertanian adalah sektor terpenting, untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat sekaligus menjaga stabilitas nasional. Seiring perkembangan zaman, semua pihak diminta aktif mengembangkan pertanian berbasis teknologi atau smart farming”, ujar Dedi.
Wakil Direktur III Yoyon Haryanto, mengatakan “Kegiatan TOT, berjalan selama 4 hari dan dibarengi dengan praktek berbentuk prototype nya, berikutnya bagaimana kita menyampakan teknologi smart farming ini di lapangan nantinya dan menambahkan ilmu dengan bekal serta jejaring yang mumpuni”, ungkap Yoyon.
Secara nasional program YESS ada di 4 provinsi dan salah satunya di Jawa Barat di 5 kabupaten diantaranya Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Subang dengan total jumlah BDSP sebanyak 123 lokasi.
Melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS), Kementerian Pertanian menciptakan wirausaha milenial yang tangguh dan berkualitas. Program ini ditujukan bagi para pemuda, khususnya di wilayah pedesaan, untuk mengembangkan perekonomian melalui kewirausahaan dan menambah peluang kerja. Dalam kurun waktu 2019-2025, pelaksanaan Program YESS menyasar 320.000 generasi muda di pedesaan.
Dalam kegiatan ini disampaikan beberapa materi seperti konsep Smart Farming dan Precisian Farming yang disampaikan oleh kepala Bapeltan Lampung, Abdul Roni Angkat mengatakan
“Kondisi global ekonomi terjadinya penurunan yang disebabkan perang Ukraina dan Rusia yang mengubah peta penyebaran pangan, serta pengaruh alam yakni fenomena el nino atau kemarau berkepanjangan”.
Menurut Roni, isu Smart Farming dan Precesian Farming terjadi karena cuaca global, hama penyakit dan faktor alam lainnya. Ditambah lagi dengan adanya peralihan penggunan lahan pertanian dan tenaga kerja pertanian yang semakin berkurang, selain itu juga keterbatasan modal usaha, serta sedikitnya pelaku enterpreneur di bidang pertanian.
“Internet of Things (IOT) sistem adalah teknologi yang ditawarkan kepada peserta Bimtek, sebenarnya ini termasuk teknologi yang sudah lama. namun tidak apa kita mulai dengan serba automatis baik sistem penyiraman, alat pengatur suhu dan kelembaban serta alat lainnya yang berada di smart farming”, imbuh Roni.
Tidak hanya itu. Peserta kegiatam ini juga dibekali bagaimana merakit rangkaian item-item sensor smart farming dan ditunjang dengan mempraktikkan langsung dilahan pertanian milik Polbangtan Bogor, di Kampus Cibalagung.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan instalasi smart farming, diantaranya pemilihan alat, perangkaian alat, ketersediaan jaringan internet, dan sumberdaya manusianya sebagai operator.
Salah satu SDM yang telah memasuki sebuah era baru menapaki jejak-jejak digitalisasi yang berkembang begitu pesat adalah pertanian. Kolaborasi dibidang teknologi ini menjadi kunci kemajuan sektor pertanian, terutama dalam hal membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
Penulis artikel: Mulyana