BOGOR – Program Studi Kesehatan Hewan (Keswan) Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menggelar Sumpah Profesi Paramedik Veteriner untuk calon lulusan D3 Kesehatan Hewan pada Rabu (24/7).
Pengambilan sumpah ini bertujuan untuk mengemban tanggung jawab profesi paramedik veteriner kepada para lulusan, sehingga dapat menjadi seorang Paramedik Veteriner yang bertanggung jawab di masyarakat, dalam menjalankan profesinya sesuai tugas, fungsi dan wewenang yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menyampaikan tentang pentingnya kualitas SDM Pertanian sebagai salah faktor kemajuan Pertanian Indonesia. “Di dalam sektor pertanian perlu diisi oleh SDM yang berkualitas. SDM inilah yang dididik untuk menjadi petani milenial melalui pendidikan vokasi,” Kata Amran Sulaiman.
Senada dengan Mentan, Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan yang sangat membutuhkan SDM yang banyak. “Melalui pendidikan vokasi ini, bidang pertanian akan terus ditingkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya guna mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern,” ucapnya.
Sumpah Profesi ini dihadiri oleh Ketua Umum Paveti, DPD Paveti Jabar, rohaniawan, dan Direktur Polbangtan Bogor, serta Dokter Hewan prodi Kesehatan Hewan.
Kegiatan rutin tahunan ini diadakan di Aula Kampus Cibalagung. Tahun ini, sebanyak 29 orang lulusan program studi Kesehatan Hewan dilantik menjadi Paramedik Veteriner. Ketua DPP PAVETI, Wijayanti Andadari menyampaikan bahwa dengan mengucapkan sumpah profesi, maka lulusan yang merupakan anggota PAVETI terikat sumpah profesi dan diharapkan mampu mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki untuk mengedepankan kepentingan pasien.
Dalam sambutannya, Yoyon selaku Direktur Polbangtan Bogor, mengatakan bahwa lulusan D3 Kesehatan Hewan Polbangtan Bogor merupakan lulusan membanggakan. “Dalam pencatatan data Tracer Study, lulusan Keswan kita sangat luar biasa, karena hanya kurang dalam waktu 3 bulan, semua sudah memiliki pekerjaan.”
Penulis artikel: Ardianinda Wisda
