mail@polbangtan-bogor.ac.id
(0251) 8386312

Mentan: Penyuluh Masa Depan sebagai Agrosociopreneur

Peran penyuluh pada masa mendatang bukan sekedar sebagai orang yang mentransfer teknologi pertanian terbaru ke petani, tapi juga sebagai agrosociopreneur. Demikian dikatakan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang datang mendadak ke STPP Bogor saat wisuda Sarjana Sains Terapan Tahun Akademik 2016/2017.

Wisuda yang berlangsung Rabu (23/8) di Aula STPP Bogor terdiri dari 24 orang dari program studi penyuluhan pertanian dan 18 orang penyuluhan peternakan.

“Penyuluh di masa depan adalah sebagai agrosociopreneur yang mampu berwirausaha dan turut mendorong binaannya sejahtera,” katanya. “Jadi penyuluh bisa saja menjual gabah ke Bulog, olah sawah sendiri. Pokoknya berwirausaha tapi tetap terus meningkatkan swasembada pangan,” tambahnya.

Amran menganggap, penyuluhan yang terbaik adalah dengan mencontohkan. Karena itu dia meminta agar penyuluh pertanian membina petani untuk menjadi terbaik dan contoh bagi yang lain. “Penyuluh harus bisa merubah daerah, menggoncang kabupaten dengan pembangunan pertanian. Tunjukkan dan jadikan yang terbaik,” tegasnya.

Wisuda tak sekedar seremonial. Justru menjadi momentum awal perjuangan para lulusan STPP ini untuk mengabdikan diri secara nyata di masyarakat dalam pembangunan pertanian.

“Mereka yang lulus ini bukanlah orang yang sama saat awal masuk ke STPP. Sudah dibekali ilmu, pengetahuan bahkan keterampilan. Materi keilmuannya semua sama, tapi level pengembangannya di masyarakat tergantung pada individu di daerah masing-masing,” tuturnya.

Ketua STPP Bogor, Nazaruddin mengungkapkan, lulusan STPP Bogor ini sudah dipastikan memiliki kompetensi yang mumpuni menjadi seorang penyuluh profesional. Peoses pendidikan di STPP Bogor berdasarkan kurikulum DIV dengan cakupan kompetensi inti (penyuluhan pertanian dan peternakan), kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya seperti pelatihan paramedik (penyuluh peternakan) dan pelatihan kultur jaringan (penyuluhan pertanian).

“Untuk peningkatan kompetensi lulusan, ada diklat fungsional (diklat dasar ahli/diklat dasar kelompok) serta sertifikasi profesi penyuluhan pertanian,” kata Nazaruddin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID